7 Mei 2009
Inalillahi Wainna ilaihi rojiun
Telah berpulang ke rahmatullah Ayahanda dan adinda dari teman kita anak Ccers Yang bernama Dyah Kinanthi ato nama emailnya..(keenantea)..telah d jemput oleh yang maha Kuasa pada tanggal 4 april 2009 pukul 09.42.
semoga amal ,ibadahnya dan kebaikannya di terima oleh Allah Swt..amin
kita semua anak2 Ccers dan milist turut mendo'akan nya..amin...
Kronologisnya
Merasa aksinya kepergok, pelaku langsung mengamuk. Pengacara bernama Tableg dan putrinya, Rika, tewas dengan sejumlah tusukan di tubuh. Sedangkan sang istri luput dari maut meski sudah dihujani tusukan.SEBUAH aksi perampokan disertai pembunuhan brutal menggemparkan warga Jalan Situ Gede Raya, RT 07/012, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (2/4) malam. Seorang perampok secara sadis membantai satu keluarga pengacara yang memergokinya.Tableg Poedjianto SH (67) dan putrinya, Rika Rahma Tyasningrum alias Rika (10) tewas dengan kondisi mengenaskan. Sedikitnya tujuh luka tikaman dan sabetan senjata tajam mengoyak tubuh pengacara yang juga mantan anggota Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) itu, sedangkan putrinya yang masih duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar (SD) 01, Pekayon, Kelapaduawetan, Ciracas, Jakarta Timur dihujani lima luka tusukan. Sementara, Siti Ngadawiah alias Titin (41), istri Poedjianto dan ibu dari Rika, juga tidak luput dari kebrutalan pelaku. Meski nyawanya selamat, toh Titin menderita empat luka senjata tajam dan harus dirawat intensif di RSUD Pasarrebo, Jakarta Timur. Mirisnya, hingga Jumat (3/4) sore, Titin belum mengetahui jika suami dan putrinya tewas. Pelakunya diringkus warga ketika berusaha melarikan diri setelah sebelumnya Titin menelepon tetangganya. Bandit yang diketahui bernama Atep (37), warga Jl Suci, Susukan, Ciracas, Jakarta Timur itu ditangkap di Jl PKP, Ciracas, ketika berusaha memanjat pagar Kantor Urusan Agama (KUA). Pelaku bahkan ditelanjangi dan dihakimi hingga babakbelur. Sebuah jimat yang menempel pada tubuh pedagang kapas make up ditemukan, sementara sebilah pisau dan arit ditemukan petugas di sebuah kebun. Satu kardus hasil rampokan berisi sabun mandi, rokok, pasta gigi, tiga buah jam tangan dan empat unit telepon selular (ponsel) disita petugas sebagai barang bukti.Ngalianto, Ketua RT 07/012, saat ditemui di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Jumat, menuturkan, perampokan brutal tersebut berlangsung kira-kira pukul 23.30. Bermula ketika Atep masuk ke halaman rumah korban dengan cara melompat pagar berduri. Pelaku kemudian mengambil sebilah pisau dan sebuah arit yang ia temukan di depan dan samping warung sembako milik korban. Setelah itu, dia masuk ke warung melalui pintu yang tidak terkunci dan menggasak sejumlah barang-barang sembako.Tidak puas dengan hasil kejahatannya, Atep kemudian masuk ke rumah dengan cara mencongkel jendela yang berada persis di samping pintu utama. Teralis yang memagari jendela juga diangkat dan diletakkan di kamar tamu. Di kamar tamu, pelaku menggasak tiga buah jam tangan di atas buffet. Dengan mengendap-endap, dia kemudian menuju ruangan tengah dan menggasak ponsel di atas meja. Dari sinilah awal malapetaka itu terjadi. Tableg Poedjianto yang sedang tertidur di ruangan tengah bersama putrinya di atas sebuah kasur, terbangun dan memergoki pelaku. Seketika itu pula, pelaku langsung melayangkan sejumlah sabetan arit dan pisau. Meski berusaha menangkis, korban akhirnya tidak berdaya setelah tubuhnya dihujani tikaman dan sabetan senjata tajam. Pria yang berprofesi sebagai penasihat sebuah assosiasi advokat itu pun ambruk.Keributan tersebut membuat Rika terbangun. Naas, ia disambut dengan tikaman pisau, justru saat bocah periang itu bermaksud menolong sang ayah. “Tubuh Rika diangkat lalu dibanting ke lantai. Saat itulah, pelaku menusuk korban hingga tewas seketika,” ujar Ngalianto.Suara gaduh yang terjadi di ruangan tengah mengusik ketenangan Titin. Ibu satu anak itu lantas membuka pintu kamar tidur dengan maksud mengecek apa yang terjadi. Di pintu kamar, Titin terhenyak menyaksikan putri dan suaminya dalam keadaan bersimbah darah, sementara pelaku terlihat sedang membacok dan mencekik leher suaminya yang tergolek tidak berdaya. Titin pun menjerit histeris dan saat itulah pelaku mendatanginya. Melihat kedatangan pelaku, Titin berusaha kembali masuk kamar. Oleh pelaku, rambut wanita asal Magelang, Jawa Tengah itu dijambak dan disabet arit hingga terpotong. Titin yang tertarik ke belakang lalu dibacok berkali-kali. Namun, anak keenam dari delapan bersaudara itu memberikan perlawanan dengan cara menangkisnya. “Saya kemudian memegang pisau pelaku hingga tangan saya terluka. Pelaku kemudian saya dorong dan saat itulah saya berlari masuk kamar kemudian mengunci pintu dari dalam,” tutur Titin, saat ditemui di ruang perawatan Dahlia RSUD Pasarrebo.Menyadari maut sedang mengintainya, ibu rumah tangga itu kemudian mengambil ponsel dan masuk ke kamar mandi. Dia lalu menghubungi tetangganya memberitahukan tentang perampokan yang sedang dialaminya. “Saat itu, pintu kamar terus digedor-gedor oleh pelaku,” ujar Donna, kerabat korban.Usai membantai sekeluarga, pelaku kabur melalui jendela dan melompati pagar di samping rumah. Warga yang mendengar teriakan rampok dari tetangga korban tadi memergoki pelaku hingga dikejar. Dia akhirnya berhasil diringkus ketika berusaha meloloskan diri dengan cara memanjat pagar Kantor KUA di Jl PKP, Ciracas. Petugas Polsek Metro Ciracas kemudian menggelandang pria asal Bandung, Jawa Barat itu setelah sebelumnya sempat dihakimi massa. “Ibu Titin dan pelaku sudah saling mengenal. Pelaku pernah menitipkan barang dagangannya ke warung korban,” jelas Ngalianto. Warga yang mendatangi rumah korban terkejut melihat Tableg Poedjianto dan Rika sudah tewas bersimbah darah di atas kasur. Oleh polisi, jasad bapak dan anak itu dikirim ke kamar jenazah RS Polri Kramatjati untuk diotopsi. Usai dishalatkan di Masjid Baitussalam, jasad kedua korban kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondokrangon, Jakarta Timur, sementara Titin masih dirawat intensif di Ruang Dahlia RSUD Pasarrebo.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
BalasHapusmasya ALLAH, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan untuk keluarga yang ditinggalkan.
Kmrn Dyah sempet chatting ma aq, curhat, tp aq ga tau kalo ternyata ayahnya meninggal seperti ini. Baru tau dari blog n YM tadi pagi.
BalasHapusSemoga amal ibadah korban diterima di sisiNya. Buat Dyah Kinanti (Keenantea) n keluarga semoga diberi ketabahan.